Gajah Mada Racing Team Slideshow: DIDIK’s trip to Timika, Papua, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Timika slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
Kamis, 11 Agustus 2011
Jumat, 11 Maret 2011
pertarungan CDI REXTOR,BRT,XP,Cheetah
Pertarungan CDI Unlimiter: CDI Rextor, CDI BRT, XP 202, CDI Cheetah
Lompat ke Komentar
korek motor tidak bisa lepas dari pengapian,Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali ini Otonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COM kembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125.
Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.
Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.
Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.
Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member Forum OTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).
Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.
Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.
CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm
Pengetesan Tahap 2:
Siapa Akselerasi Tercepat?
Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.
Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI StandarSpidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.0
0-200 14.7
Bintang Pradipta
0-100 11.7
0-200 16.7
Popo
0-100 09.0
0-200 14.1
CDI BRT Neo ClickSpidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.3
0-200 15.1
Bintang Pradipta
0-100 09.4
0-200 14.2
Popo
0-100 08.5
0-200 13.3
CDI Cheetah Power CP 400Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 08.1
0-200 12.9
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.6
Popo
0-100 09.3
0-200 14.4
CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 09.5
0-200 14.4
Bintang Pradipta
0-100 09.7
0-200 14.6
Popo
0-100 09.1
0-200 14.0
CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.6
0-200 15.4
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.5
Popo
0-100 09.2
0-200 14.1
Pengetesan Tahap 3:
Sipa Konsumsi Bahan Bakar Teririt?
Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan burette (gelas ukur), cara pengetesannya dengan melihat siapa yang paling cepat menghabiskan 100ml bensin. Secara sederhana dari hasilnya bisa dilihat, yang cepat habis berarti boros sedang yang lama abisnya berarti irit.
Saat pengetesan motor dalam keadaan diam dengan suhu mesin dipatok pada kurang lebih 70 derajat celcius. Dan putaran mesin dibuat statis pada 5000rpm. Pengukuran dilakukan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, dan David. Didapat hasil rata-rata sebagai berikut:
CDI Standar : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11,84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7,89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1,31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1,31%)
Pengetesan Tahap 4:
Siapa Power Tertinggi?
Test terakhir ini dilakukan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic milik bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dilakukan tanpa ubahan apapun pada motor. Bahkan settingan angin dan bensin pada karburator dibuat seragam meski gonta ganti CDI. Pengetesan dilakukan 2 kali, dengan spuyer standar dan dengan spuyer yang sudah naik satu step dari standar. Ukuran 35/75 menjadi 38/78.
CDI juga tetap menggunakan pilihan klik/kurva yang sama dengan 3 test sebelumnya. Pada pengetesan ini suhu mesin dipatok seragam pada 90 derajat celcius sebelum mesin digas. Berkat blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin selama pengetesan bisa stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Dan tiap CDI punya kesempatan 5 kali run. Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan.
Sesi pertama tanpa jeting
Max Power CDI Standar : 8 dk
Max Power CDI XP : 7,8 dk
Max Power CDI Rextor : 7,9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7,3 dk
Max Power CDI BRT : 7,7 dk
Sesi kedua dengan jeting
Max Power CDI Standar : 7,4 dk
Max Power CDI XP : 6,1 dk
Max Power CDI Rextor : 7,5 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 6,8 dk
Max Power CDI BRT : 7,3 dk
Lompat ke Komentar
korek motor tidak bisa lepas dari pengapian,Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali ini Otonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COM kembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125.
Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.
Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.
Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.
Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member Forum OTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).
Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.
Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.
CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm
Pengetesan Tahap 2:
Siapa Akselerasi Tercepat?
Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.
Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI StandarSpidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.0
0-200 14.7
Bintang Pradipta
0-100 11.7
0-200 16.7
Popo
0-100 09.0
0-200 14.1
CDI BRT Neo ClickSpidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.3
0-200 15.1
Bintang Pradipta
0-100 09.4
0-200 14.2
Popo
0-100 08.5
0-200 13.3
CDI Cheetah Power CP 400Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 08.1
0-200 12.9
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.6
Popo
0-100 09.3
0-200 14.4
CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 09.5
0-200 14.4
Bintang Pradipta
0-100 09.7
0-200 14.6
Popo
0-100 09.1
0-200 14.0
CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100 10.6
0-200 15.4
Bintang Pradipta
0-100 09.6
0-200 14.5
Popo
0-100 09.2
0-200 14.1
Pengetesan Tahap 3:
Sipa Konsumsi Bahan Bakar Teririt?
Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan burette (gelas ukur), cara pengetesannya dengan melihat siapa yang paling cepat menghabiskan 100ml bensin. Secara sederhana dari hasilnya bisa dilihat, yang cepat habis berarti boros sedang yang lama abisnya berarti irit.
Saat pengetesan motor dalam keadaan diam dengan suhu mesin dipatok pada kurang lebih 70 derajat celcius. Dan putaran mesin dibuat statis pada 5000rpm. Pengukuran dilakukan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, dan David. Didapat hasil rata-rata sebagai berikut:
CDI Standar : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11,84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7,89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1,31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1,31%)
Pengetesan Tahap 4:
Siapa Power Tertinggi?
Test terakhir ini dilakukan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic milik bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dilakukan tanpa ubahan apapun pada motor. Bahkan settingan angin dan bensin pada karburator dibuat seragam meski gonta ganti CDI. Pengetesan dilakukan 2 kali, dengan spuyer standar dan dengan spuyer yang sudah naik satu step dari standar. Ukuran 35/75 menjadi 38/78.
CDI juga tetap menggunakan pilihan klik/kurva yang sama dengan 3 test sebelumnya. Pada pengetesan ini suhu mesin dipatok seragam pada 90 derajat celcius sebelum mesin digas. Berkat blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin selama pengetesan bisa stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Dan tiap CDI punya kesempatan 5 kali run. Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan.
Sesi pertama tanpa jeting
Max Power CDI Standar : 8 dk
Max Power CDI XP : 7,8 dk
Max Power CDI Rextor : 7,9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7,3 dk
Max Power CDI BRT : 7,7 dk
Sesi kedua dengan jeting
Max Power CDI Standar : 7,4 dk
Max Power CDI XP : 6,1 dk
Max Power CDI Rextor : 7,5 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 6,8 dk
Max Power CDI BRT : 7,3 dk
Rabu, 02 Maret 2011
Ganti kampas jupiter Z standard dengan Kampas FR
Kampas kopling masuk katagori fast moving yang boros untuk motor balap maupun korek harian (kohar). Apalagi kalau sering dibikin selip agar motor lari lebih kencang. Jika kampasnya ngedrop maka motor juga tidak akan bisa lari kencang.
Kampas kopling Suzuki FR-80 kemudian banyak jadi pilihan pelaku balap. Karena lebih tebal dan ada lapisan pelat besi di dalamnya sehingga lebih awet dan tidak hancur. Terbukti lebih tahan aus dan tahan slip, sebaiknya pilih kampas FR setiap membuat motor balap Jupiter-Z.
Secara fisik, kampas FR dan Jupiter-Z jelas beda, kalau FR memiliki lebar 12 mm dan tebal 3 mm. Sedang kampas Jupiter-Z memiliki lebar hanya 7,5 mm dan tebal 2,7 mm. Hal ini menyebabkan jika ingin menggunakan kampas FR harus mengubah matahari dan rumah kopling.
Rumah kopling sedikit dipapas dan cukup manfaatkan kikir. Kalau melihat perbandingannya, sisi kanan-kiri rumah kopling cukup dikurangi 0,15 mm. Sedang bagian matahari pada kopling harus dibubut. Jika tidak maka kampas tidak akan bisa masuk karena memang ada perbedaan diameter bagian dalam. Kurang lebih diameternya perlu dikurangi 3,5 mm karena diameter kampas kopling FR lebih besar, yaitu 80 mm. Sedang diamater matahari adalah 83,5 mm.
Sementara, saat ini kampas kopling racing untuk Jupiter-Z juga mulai banyak di pasaran. Bukan hanya merek, bentuk juga beragam dan harganya pun bervariasi. Ada beberapa merk kampas kopling racing dan lebih praktis, tanpa mengubah rumah kopling dan tinggal pasang.
Secara fisik memang beda bahan dan lapisannya tapi bentuknya hampir sama. Jika FR tebal sehingga menggunakan 5 buah kampas 4 buah pelat. Kalau produk racing Jupiter-Z rata-rata 6 buah kampas 5 buah pelat.
Termasuk kampas kopling buatan BRT (Bintang Racing Tim) yang
katagorinya racing instan. Tanpa perlu modifikasi langsung pasang dan torsi naik 10%. Jupiter-Z Harlan Fadillah dan Hokky Krisdianto memang menggunakan BRT juga karena kampas buatan Amerika habis sehingga menggunakan lokal deh. Semoga hal ini bermanfaat untuk anda.
Selasa, 01 Maret 2011
PERATURAN PERLOMBAAN BALAP SEPEDA MOTOR
1. PENDAHULUAN.
Peraturan-Peraturan berikut ini, merupakan lampiran dan/atau tambahan/ pelengkap dari Peraturan Dasar Olahraga berikut Lampiran-lampiran lain yang terkait, guna mengatur penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan balap sepeda motor di Indonesia (kecuali kegiatan tingkat Internasional).
Peraturan-Peraturan berikut ini, merupakan lampiran dan/atau tambahan/ pelengkap dari Peraturan Dasar Olahraga berikut Lampiran-lampiran lain yang terkait, guna mengatur penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan balap sepeda motor di Indonesia (kecuali kegiatan tingkat Internasional).
2. PRINSIP DASAR.
Peraturan-peraturan Perlombaan beserta Peraturan-peraturan lain, termasuk Peraturan Dasar Olahraga Nasional dan Lampiran-lampirannya yang terkait, wajib dipatuhi oleh semua pihak yang berpartisipasi dalam suatu perlombaan, baik Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana maupun Peserta (lihat pasal 80.1
Peraturan Dasar Nasional).
Pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan-peraturan tersebut, dapat mengakibatkan jatuhnya sanksi atau sanksi-sanksi kepada pelaku atau para pelaku pelanggaran tersebut.
Peraturan-peraturan Perlombaan beserta Peraturan-peraturan lain, termasuk Peraturan Dasar Olahraga Nasional dan Lampiran-lampirannya yang terkait, wajib dipatuhi oleh semua pihak yang berpartisipasi dalam suatu perlombaan, baik Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana maupun Peserta (lihat pasal 80.1
Peraturan Dasar Nasional).
Pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan-peraturan tersebut, dapat mengakibatkan jatuhnya sanksi atau sanksi-sanksi kepada pelaku atau para pelaku pelanggaran tersebut.
3. KELAS-KELAS UTAMA.
Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Motor di Indonesia atau disebut juga MOTORPRIX INDONESIA adalah :
Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Motor di Indonesia atau disebut juga MOTORPRIX INDONESIA adalah :
- Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat : MP 1
- Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat : MP 2
- Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat : MP 3
- Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat : MP 4
- Kelas Bebek 110 cc 4 Langkah Standar Pemula B, disingkat : MP 5
- Kelas Stock Sport 600 cc Terbuka, disingkat : MP 6
Adapun kelas-kelas lainnya - termasuk One Make Race - merupakan Kelas Pendukung (Supporting Class).
4. SPESIFIKASI TEKNIK SEPEDA MOTOR.
Spesifikasi teknik untuk masing-masing sepeda motor tersebut pasal 3, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan tentang
Teknik (lampiran E Peraturan Olahraga Nasional).
Spesifikasi teknik untuk masing-masing sepeda motor tersebut pasal 3, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan tentang
Teknik (lampiran E Peraturan Olahraga Nasional).
5. SIRKUIT.
Perlombaan sepeda motor (kecuali untuk Kelas Stock Sport 600 cc harus dilaksanakan di sirkuit Sentul) harus dilaksanakan di sirkuit yang memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan telah diakui/disahkan atau dinyatakan laik oleh PP. IMI atau Pengda IMI sesuai dengan tingkat perlombaan tersebut.
Pengecualian terhadap peraturan tersebut diatas, dapat diberikan sepanjang menyangkut panjang lintasan balap dan/atau infrastruktur pendukung misalnya
paddock, pit dan lain-lain selama tidak berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan bagi semua pihak yang berada di arena perlombaan. Lintasan balap
harus diberi pagar pengaman.
Pemeriksaan sirkuit dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
Perlombaan sepeda motor (kecuali untuk Kelas Stock Sport 600 cc harus dilaksanakan di sirkuit Sentul) harus dilaksanakan di sirkuit yang memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan telah diakui/disahkan atau dinyatakan laik oleh PP. IMI atau Pengda IMI sesuai dengan tingkat perlombaan tersebut.
Pengecualian terhadap peraturan tersebut diatas, dapat diberikan sepanjang menyangkut panjang lintasan balap dan/atau infrastruktur pendukung misalnya
paddock, pit dan lain-lain selama tidak berpengaruh terhadap keselamatan dan keamanan bagi semua pihak yang berada di arena perlombaan. Lintasan balap
harus diberi pagar pengaman.
Pemeriksaan sirkuit dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
- Pemeriksaan I : dilaksanakan 3(tiga) bulan sebelum tanggal pelaksanaan perlombaan.
- Pemeriksaan II : dilaksanakan 1(satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan perlombaan.
- Pemeriksaan III : dilakukan oleh Dewan Juri 1(satu) hari sebelum perlombaan.
6. PANITIA PELAKSANA.
Susunan, anggota dan pengangkatan Panitia Pelaksana diatur sebagaimana tercantum dalam pasal : 40, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional.
Susunan, anggota dan pengangkatan Panitia Pelaksana diatur sebagaimana tercantum dalam pasal : 40, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional.
7. PEMBALAP.
7.1. Lisensi / KIS.
Para Pembalap yang mengikuti perlombaan, harus memiliki Kartu Ijin Start yang sesuai dengan cabang Olahraga Perlombaan tersebut (lihat pasal : 90, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).
7.1. Lisensi / KIS.
Para Pembalap yang mengikuti perlombaan, harus memiliki Kartu Ijin Start yang sesuai dengan cabang Olahraga Perlombaan tersebut (lihat pasal : 90, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).
7.2. Jumlah.
Jumlah Pembalap yang diperkenankan mengikuti suatu kelas, ditentukan dan dicantumkan dalam Peraturan Pelengkap Perlombaan.
Satu kelas (lihat pasal : 3), harus diikuti oleh setidak-tidaknya 5 (lima) orang Pembalap. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti suatu kelas kurang dari 5
(lima) orang, maka lomba kelas tersebut ditiadakan.
Jumlah Pembalap yang diperkenankan mengikuti suatu kelas, ditentukan dan dicantumkan dalam Peraturan Pelengkap Perlombaan.
Satu kelas (lihat pasal : 3), harus diikuti oleh setidak-tidaknya 5 (lima) orang Pembalap. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti suatu kelas kurang dari 5
(lima) orang, maka lomba kelas tersebut ditiadakan.
7.3. Prioritas Penerima Pendaftaran.
Penerimaan pendaftaran untuk mengikuti nomor-nomor utama, diutamakan secara berturut kepada Pembalap atau Pembalap-Pembalap yang :
Penerimaan pendaftaran untuk mengikuti nomor-nomor utama, diutamakan secara berturut kepada Pembalap atau Pembalap-Pembalap yang :
- Masuk dalam peringkat / posisi 1 s/d 15 dalam Kejuaraan Regional dan Kejurda pada tahun sebelumnya dan tercantum dalam Daftar Peringkat Nasional atau Daftar Peringkat Daerah tahun sebelumnya.
- Kepada para Pembalap tersebut di atas, diberikan Nomor Start yang tetap, sesuai dengan nomor urut peringkatnya. Nomor-nomor start tersebut, tidak boleh diberikan kepada/dipakai oleh Pembalap lain.
- Telah mendapat atau memiliki nilai dalam Kejurnas atau Kejurda pada tahun yang sama. Namanya tercantum dalam Daftar Peringkat Sementara Nasional atau Daerah pada tahun yang sama.
7.4. Daftar Peringkat.
7.4.1. Nasional.
Setiap tahun PP. IMI akan menyusun dan mengeluarkan Daftar Peringkat Nasional, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap tersebut dalam seri Kejurnas tahun sebelumnya.
Daftar tersebut harus dijadikan pedoman oleh Panitia Penyelenggara dalam menerima pendaftaran dan menentukan Nomor Start para Pembalap yang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).
7.4.1. Nasional.
Setiap tahun PP. IMI akan menyusun dan mengeluarkan Daftar Peringkat Nasional, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap tersebut dalam seri Kejurnas tahun sebelumnya.
Daftar tersebut harus dijadikan pedoman oleh Panitia Penyelenggara dalam menerima pendaftaran dan menentukan Nomor Start para Pembalap yang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).
7.4.2. Daerah.
Daftar Peringkat Daerah disusun dan dikeluarkan oleh Pengda IMI, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap dalam seri Kejurda pada tahun sebelumnya.
Daftar tersebut harus menjadi pedoman Panitia Penyelenggara, dalam menentukan prioritas penerimaan pendaftaran dan penentuan Nomor Start Pembalap-Pembalap tersebut dalam perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).
Daftar Peringkat Daerah harus dikirim juga ke PP. IMI, yang akan menyampaikan ke semua Pengda.
Daftar Peringkat Daerah disusun dan dikeluarkan oleh Pengda IMI, berdasarkan hasil/jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap dalam seri Kejurda pada tahun sebelumnya.
Daftar tersebut harus menjadi pedoman Panitia Penyelenggara, dalam menentukan prioritas penerimaan pendaftaran dan penentuan Nomor Start Pembalap-Pembalap tersebut dalam perlombaan yang diselenggarakan (lihat pasal : 7.3).
Daftar Peringkat Daerah harus dikirim juga ke PP. IMI, yang akan menyampaikan ke semua Pengda.
7.4.3. Perubahan Daftar Peringkat.
PP. IMI atau Pengda IMI, berhak untuk mengadakan perubahan atau perubahan-perubahan pada Daftar Peringkat yang dikeluarkannya.
Perubahan-perubahan tersebut beserta tanggal mulai berlakunya, harus segera diumumkan.
PP. IMI atau Pengda IMI, berhak untuk mengadakan perubahan atau perubahan-perubahan pada Daftar Peringkat yang dikeluarkannya.
Perubahan-perubahan tersebut beserta tanggal mulai berlakunya, harus segera diumumkan.
7.5. Kategori Pembalap.
Pembalap road race dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut :
Pembalap road race dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut :
- Seeded
- Pemula A
- Pemula B
Daftar Pembalap untuk masing-masing kategori ditentukan dan dikeluarkan oleh PP. IMI .
Daftar tersebut harus menjadi pedoman untuk menentukan kelas/nomor lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang Pembalap.
Adapun kelas/nomor lomba tersebut adalah sebagai berikut :
Daftar tersebut harus menjadi pedoman untuk menentukan kelas/nomor lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang Pembalap.
Adapun kelas/nomor lomba tersebut adalah sebagai berikut :
KATEGORI | SEEDED | PEMULA A | PEMULA B |
KELAS | |||
MP 1 | YA | TIDAK | TIDAK |
MP 2 | YA | TIDAK | TIDAK |
MP 3 | TIDAK | YA | YA |
MP 4 | TIDAK | YA | YA |
MP 5 | TIDAK | TIDAK | YA |
MP 6 | YA | YA | YA |
CATATAN :
- Setiap pembalap apapun kategorinya, hanya diijinkan untuk mengikuti sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kelas termasuk kelas/nomor pendukung yang diperuntukkan bagi kategori pembalap yang bersangkutan.
- Pembalap yang diperbolehkan mengikuti lomba (start) kelas-kelas yang dilaksanakan di sirkuit permanen adalah mereka yang catatan waktu terbaiknya dalam latihan kualifikasi (QTT), tidak melampaui batas yang ditentukan yaitu 110% dari catatan waktu terbaik pembalap yang yercepat.
- Lomba kelas-kelas Seeded dilaksanakan dengan sistem poin (lihat pasal 11.1)
- Apabila peserta kelas ini cukup banyak maka digunakan sistem campuran (lihat pasal 11.2)
- Setiap pembalap hanya diijinkan mendaftar satu kali di kelas yang sama.
7.6. Kriteria Pembalap Seeded.
- Pembalap yang menduduki peringkat I, II, dan III dalam daftar peringkat Nasional/ Regional, pada kelas MP 3 dan MP 4 tahun sebelumnya.
- Pembalap yang selama 2(dua) tahun menjadi juara 1(satu) pada kelas MP 3 dan MP 4, pada kegiatan tingkat Daerah, kegiatan balapan satu merek dan kelas Pendukung.
- Pembalap yang selama 1(satu) tahun sebelumnya pernah menjadi juara 1(satu) lebih dari sekali pada kelas Utama untuk MP 3 dan MP 4 pada kegiatan tingkat Nasional/ Regional.
- Atas usulan dari setiap Pengda IMI dan/atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI.
Catatan :
- Daftar Seeded Daerah berlaku secara Nasional.
- Pembalap kategori Seeded tidak dapat turun ke peringkat Pemula.
7.7. Kriteria Pembalap Pemula A.
- Pembalap Kategori Pemula tahun 2008 yang berusia diatas 18 tahun.
- Pembalap yang yang berada di peringkat I, II, dan III dalam Daftar Peringkat Nasional/Regional, pada Kelas MP5 di tahun sebelumnya.
- Atas usulan dari setiap Pengda IMI dan/atau usulan dari Komisi Balap Motor PP IMI.
Catatan :
- Daftar Pemula A Daerah berlaku secara Nasional.
- Pembalap kategori Pemula A tidak dapat ikut di kelas MP 5.
7.8. Kriteria Pembalap Pemula B.
- Pembalap Kategori Pemula tahun 2008 yang berusia dibawah atau sama dengan 18 tahun. (Tahun kelahiran 1990, 1991, dst). Tahun kelahiran 1989, 1988, dst DILARANG IKUT.
- Pembalap yang tidak termasuk dalam Daftar Pembalap Seeded dan Pemula A
Catatan :
- Daftar Pemula “B” Daerah berlaku secara Nasional.
- Pembalap kategori Pemula “B” dapat ikut di kelas MP 3 dan MP 4.
8. PEMERIKSAAN TEKNIK (SCRUTINEERING).
Pemeriksaan sebelum acara latihan dilakukan terhadap sepeda motor dan pakaian (termasuk helm) yang akan dikenakan oleh Pembalap.
Pemeriksaan sepeda motor meliputi :
Pemeriksaan sebelum acara latihan dilakukan terhadap sepeda motor dan pakaian (termasuk helm) yang akan dikenakan oleh Pembalap.
Pemeriksaan sepeda motor meliputi :
- Berat sepeda motor.
- Hal-hal yang menyangkut faktor pengamanan/keselamatan (safety) pada sepeda motor maupun pakaian termasuk sepatu, sarung tangan, kacamata
pelindung, dan helm. - Sesuai tidaknya sepeda motor tersebut (kecuali bagian dalamnya) dengan Ketentuan-ketentuan atau Peraturan yang ditentukan dan tercantum dalam Peraturan tentang Teknik dan Peraturan-peraturan lainnya (termasuk Peraturan Pelengkap Perlombaan ).
Pemeriksaan teknik yang dilaksanakan setelah lomba selesai meliputi semua spesifikasi teknik sepeda motor tersebut, terutama menyangkut mesinnya.
Knalpot setelah lomba harus dalam keadaan utuh tidak boleh patah atau ada bagian yang hilang. Pelanggaran ini akan di kenakan sanksi yang berlaku.
Pemeriksaan teknik yang dilakukan terhadap sepeda motor menyusul terjadinya kecelakaan, mencakup semua aspek “Safety” .
Race | Jam | Waktu | Acara |
SC | 08.00-12.00 | 4 jam | Scrutineering & Administrasi |
BP | 12.05-12.25 | 20 mnt | Briefing Peserta |
P1 | 12.30-12.45 | 15 mnt | Latihan kelas MP5 |
P2 | 12.50-13.05 | 15 mnt | Latihan kelas MP1 |
P3 | 13.10-13.25 | 15 mnt | Latihan kelas MP4 |
13.30-13.40 | 10 mnt | Istirahat | |
P4 | 13.45-14.00 | 15 mnt | Latihan kelas MP2 |
P5 | 14.05-14.20 | 15 mnt | Latihan kelas MP3 |
14.25-14.40 | 15 mnt | Istirahat | |
QTT | 14.45-15.15 | 30 mnt | QTT kelas MP1 |
15.20-15.35 | 15 mnt | Istirahat | |
QTT | 15.40-16.10 | 30 mnt | QTT kelas MP2 |
Latihan-latihan termasuk Latihan Kualifikasi diselenggarakan sesuai dengan pasal : 5, Peraturan Umum Balap Sepeda Motor.
10. POSISI START.
10.1. Penentuan Posisi Start.
10.1.1 Apabila diadakan Latihan Kualifikasi, maka posisi start ditentukan berdasarkan catatan waktu terbaik dicapai masing-masing Pembalap dalam latihan tersebut.
10.1. Penentuan Posisi Start.
10.1.1 Apabila diadakan Latihan Kualifikasi, maka posisi start ditentukan berdasarkan catatan waktu terbaik dicapai masing-masing Pembalap dalam latihan tersebut.
10.1.2 Apabila tidak diadakan Latihan Kualifikasi, maka posisi start dapat ditentukan dengan cara :
- Sesuai Daftar Peringkat Nasional dan/atau Daftar Peringkat Daerah.
- Penentuan posisi start bagi Pembalap-Pembalap yang tidak masuk daftar tersebut dilakukan dengan cara diundi.
- Diundi (bagi seluruh Pembalap yang mengikuti nomor lomba tersebut).
10.2. Susunan Posisi Start.
Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :
Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :
- Baris pertama : 4 Baris ketiga : 4
- Baris kedua : 4 Baris keempat : 4
- Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah tikungan pertama.
11. SISTEM PERLOMBAAN.
Dengan mempertimbangkan jumlah Pembalap yang mengikuti perlombaan serta panjang dan lebar jalur balap, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aspek “Safety”, maka perlombaan dapat dilaksanakan dengan sistem-sistem sebagai berikut :
Dengan mempertimbangkan jumlah Pembalap yang mengikuti perlombaan serta panjang dan lebar jalur balap, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aspek “Safety”, maka perlombaan dapat dilaksanakan dengan sistem-sistem sebagai berikut :
11.1. Sistem Nilai/Point System.
Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi 2 Race, dengan jarak yang sama.
Tenggang waktu (interval) antar race setidak-tidaknya 60 menit.
Pembalap diizinkan mengikuti race 2, walaupun Pembalap tersebut tidak menyelesaikan atau bahkan tidak mengikuti race 1.
Pembalap-Pembalap yang menyelesaikan tiap race (finisher), memperoleh nilai sesuai dengan ketentuan yang berlaku (lihat pasal : 17, Peraturan Umum Balap
Sepeda Motor).
Urutan pemenang perlombaan yang mempergunakan sistem ini, ditentukan oleh jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap pada Race 1 dan 2.
Apabila terdapat lebih dari seorang Pembalap yang memperoleh nilai sama, maka urutan/peringkatnya ditentukan sesuai peraturan yang berlaku (lihat pasal 17 : Peraturan Umum Balap Motor).
Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi 2 Race, dengan jarak yang sama.
Tenggang waktu (interval) antar race setidak-tidaknya 60 menit.
Pembalap diizinkan mengikuti race 2, walaupun Pembalap tersebut tidak menyelesaikan atau bahkan tidak mengikuti race 1.
Pembalap-Pembalap yang menyelesaikan tiap race (finisher), memperoleh nilai sesuai dengan ketentuan yang berlaku (lihat pasal : 17, Peraturan Umum Balap
Sepeda Motor).
Urutan pemenang perlombaan yang mempergunakan sistem ini, ditentukan oleh jumlah nilai yang diperoleh masing-masing Pembalap pada Race 1 dan 2.
Apabila terdapat lebih dari seorang Pembalap yang memperoleh nilai sama, maka urutan/peringkatnya ditentukan sesuai peraturan yang berlaku (lihat pasal 17 : Peraturan Umum Balap Motor).
11.2. Sistem Penyisihan.
Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi Babak Penyisihan dan Babak Final.
Pembalap yang mengikuti perlombaan ini, dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti Babak Penyisihan.
Dalam sistem ini perlombaan dibagi menjadi Babak Penyisihan dan Babak Final.
Pembalap yang mengikuti perlombaan ini, dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti Babak Penyisihan.
11.2.1 Babak Penyisihan.
Babak Penyisihan dilaksanakan secara kelompok demi kelompok. Sejumlah pembalap tertentu yang menempati posisi/peringkat “atas” dalam babak Penyisihan, berhak mengikuti Babak Final.
Jumlah Pembalap dari masing-masing kelompok yang berhak mengikuti Babak Final, ditentukan berdasarkan jumlah Pembalap kelompok tersebut yang
mengikuti lomba dan diumumkan pada saat Briefing Peserta.
Babak Penyisihan dilaksanakan secara kelompok demi kelompok. Sejumlah pembalap tertentu yang menempati posisi/peringkat “atas” dalam babak Penyisihan, berhak mengikuti Babak Final.
Jumlah Pembalap dari masing-masing kelompok yang berhak mengikuti Babak Final, ditentukan berdasarkan jumlah Pembalap kelompok tersebut yang
mengikuti lomba dan diumumkan pada saat Briefing Peserta.
11.2.2 Babak Final.
Jumlah Pembalap yang berhak mengikuti ke Babak Final, ditentukan dan tercantum dalam Peraturan Pelengkap.
Tenggang waktu (interval) antara start Babak Final dengan start Babak Penyisihan untuk kelompok terakhir, setidak-tidaknya 60 menit.
Jumlah Pembalap yang berhak mengikuti ke Babak Final, ditentukan dan tercantum dalam Peraturan Pelengkap.
Tenggang waktu (interval) antara start Babak Final dengan start Babak Penyisihan untuk kelompok terakhir, setidak-tidaknya 60 menit.
11.3. Sistem Campuran.
Dalam sistem ini dikenal adanya Babak Penyisihan dan Babak Final.
Dalam sistem ini dikenal adanya Babak Penyisihan dan Babak Final.
11.3.1 Babak Penyisihan.
Dilakukan sesuai pasal 11.2.1.
Dilakukan sesuai pasal 11.2.1.
11.3.2 Babak Final.
Perlombaan Babak Final dilakukan dua kali (Race 1 dan 2) dan dilaksanakan sesuai dengan pasal 11.1
Perlombaan Babak Final dilakukan dua kali (Race 1 dan 2) dan dilaksanakan sesuai dengan pasal 11.1
12. START.
Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala. Tata cara start tercantum dalam pasal 7.1.1. Peraturan Umum Balap Motor.
Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala. Tata cara start tercantum dalam pasal 7.1.1. Peraturan Umum Balap Motor.
14. HADIAH.
14.1. Hadiah Trofi.
Trofi diberikan kepada sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Pembalap yang menduduki peringkat 1 s/d 5.
14.1. Hadiah Trofi.
Trofi diberikan kepada sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Pembalap yang menduduki peringkat 1 s/d 5.
14.2. Hadiah Uang.
Besarnya hadiah uang yang diberikan kepada para pemenang Kejuaraan Utama ditentukan oleh PP. IMI.
Adapun besarnya uang hadiah untuk tiap Kelas Utama Kejuaraan Balap Motor tersebut adalah sebagai berikut :
Besarnya hadiah uang yang diberikan kepada para pemenang Kejuaraan Utama ditentukan oleh PP. IMI.
Adapun besarnya uang hadiah untuk tiap Kelas Utama Kejuaraan Balap Motor tersebut adalah sebagai berikut :
Hadiah untuk kelas-kelas PEMULA A dan B :
Juara I | : | Rp. 1.500.000,- |
Juara II | : | Rp. 1.000.000,- |
Juara III | : | Rp. 800.000,- |
Juara IV | : | Rp. 700.000,- |
Juara V | : | Rp. 500.000,- |
Hadiah untuk Kelas-kelas SEEDED :
Juara I | : | Rp. 2.000.000,- |
Juara II | : | Rp. 1.300.000,- |
Juara III | : | Rp. 1.000.000,- |
Juara IV | : | Rp. 800.000,- |
Juara V | : | Rp. 600.000,- |
Hadiah uang tersebut dibagikan dengan ketentuan :
- Keseluruh hadiah uang tersebut diatas dibagikan, apabila jumlah Pembalap yang mengikuti Kelas tersebut sekurang-kurangnya 10 orang.
- Apabila jumlah Pembalap yang mengikuti Kelas tersebut 5 orang atau lebih tetapi kurang dari 10 orang, maka hadiah uang hanya diberikan kepada Juara I s/d III. Juara IV dan V hanya menerima trofi saja.
15. BIAYA PENDAFTARAN.
Pendaftaran normal adalah hari Senin sampai Kamis di minggu kejuaraan.
Pendaftaran dengan denda adalah Hari Jumat dan Sabtu, sebelum Briefing.
Dengan uang pendaftaran maksimal Rp.150.000,- per kelas. Biaya pendaftaran ditambah denda maksimal Rp 250.000.- / kelas.
Pendaftaran normal adalah hari Senin sampai Kamis di minggu kejuaraan.
Pendaftaran dengan denda adalah Hari Jumat dan Sabtu, sebelum Briefing.
Dengan uang pendaftaran maksimal Rp.150.000,- per kelas. Biaya pendaftaran ditambah denda maksimal Rp 250.000.- / kelas.
16. PROTES DAN BANDING.
Hak dan tatacara pengajuan protes dan/atau banding diatur dalam Peraturan Dasar tentang Disiplin dan Peradilan (lampiran : B, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).
Hak dan tatacara pengajuan protes dan/atau banding diatur dalam Peraturan Dasar tentang Disiplin dan Peradilan (lampiran : B, Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional).
- Panjang lintasan minimal 1,2 Km (1 putaran)
- Lebar minimum 6 meter
- Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.
- Pengaman jalur tikungan dengan ban atau karung dengan tinggi 75 cm.
- Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari r/corner/tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan berikut setelah lintasan lurus tersebut.
- Jarak tempuh lomba Kelas-kelas Utama :
- Kelas – kelas Utama :
- Babak Penyisihan dan Semi Final : 10 km.
- Babak Final /Race 1 dan 2 : 20 km.
- Super Sport 600 cc:
Sama dengan jumlah lap pada Kejuaraan Asia.
- Kelas – kelas Utama :
- Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5% up.
Tingkatkan Performa Mesin Motor Standart
Salam kenal semua,, saya mr.B, mau sedikit bagi2 ilmu mengenai beberapa,,,,,,,,
tips mengenai mesin motor,,,, moga bermanfaat… ok sebelum saya berbagi2 ilmu buat kmu2 yang suka balap motor/ingin motor anda sedikit mengasikkan bila di kendarai mungkin, moga ini dapat bermanfaat buat km, pada dasarny motor yang ada di pasaran indonesia merupakan motor2 yang telah dirancang untuk mobilitas sehari2 sehingga mesin yang ada memiliki paling tinggi untuk ukuran motor bebek sekitar 110 cc,,,
tapi jangan kawatir disini saya ada beberapa tips untuk meningkatkan performa mesin motor anda,,
kali ini kita bahas untuk motor bebek SuZuki Shogun 110,cc dulu ya..
Pertama mungkin motor anda saat ini terasa berat bila anda pakai?, dalam artian mesin terasa susah payah untuk diajak lari?… Pada dasarnya susuki memiliki bahan dan kualitas untuk pembuatan mesinya lebih baik dibanding dengan merek lain,,, ups, maaf bukan maksuk njelek2 kan produk lain lho,, tapi coba anda bandingkan dengan cara mengangkat , misalnya coba anda angkat Cylinder mesin suzuki shogun dengan merek lain misal yamaha jupiter, rasakan perbedaan beratnya, kalo anda sudah pernah mengangkat pasti perbedaan sangatlah jauh suzuki shogun lebih berat,, dapat juga dengan anda memukulnya pelan2,, suara cylinder dari mesin shogun lebih terdengar padat..benar bukan!!,,
Untuk meningkatkan performa mesin motor SuZuki Shogun 110 anda coba anda lihat pada sistem penyuplaian bahan bakar coy, pada mesin standart biasanya terasa kasar, ok pasti anda sudah tau masalah korek mesin bukan, ini merupakan proses dimana lubang penyuplaian dan pembuangan di besarkan, tapi tunggu dulu dalam melakukan ini jangan sembarangan anda membesarkan lubang2 itu, maksudny lubang isap-buang lho, jangan lubang yg laen ,, ok gini saja saya tidak memberikan cara2 yg susah2 untuk masalah ini pada dasarnya Bapak Jepang,, sudah mengukur sudut dan ketepatan lubangnya,,, anda saya sarankan untuk menghaluskannya saja coy, kalo perlu anda poles dengan batu hijau (banyak di toko besi, tinggal bilang saja) ya di haluskan saja,, lakukan juga untuk manifolny juga ya..
Tahap dua anda dapat melakukan pembubutan pada bidang cylinder heat, maksudnya pada bidang dimana sisi yang menempel pada cylinder piston, tau kan, coba anda bubut 0,8 mm jangan banyak2 soalnya tar piston dapat bertubrukan dengan klepny,,, dengan pembubutan tersebut akan dihasilkan kompresi pembakaran akan lebih padat, sehingga dapat menaikan kompresi mesin,,,, jangan lupa anda bersihkan beberapa kerak2 yang menempel pada ruang2 pembakaran, ini bertujuan agar pembakaran dapat terjadi sempurna, selanjutny anda dapat melakukan penyekuran pada klep dan dudukan klepnya, ini bertujuan agar klep dan dudukan klep lebih rapat tanpa ada ronga2 yang mengakibatkan kebocoran pada ruang pembakaran, lakukan ini dengan hati2 gunakan obat khusus (campur dengan beberapa tetes oli ya) yang banyak terdapat di bengkel2 onderdil, jangan lupa ganti juga sill klepny ya,,, selanjutnya coba anda pasang kembali mesin2 yang di bongkar tadi, untuk perpak anda dapat memasangny satu saja, biasanya pada motor standart paking berlapis 3, ,, pastikan gunakan lem gasket pada setiap pemasangannya..setelah semua selesai, dan karburator juga jangan lupa anda bersihkan,, sekarang coba anda nyalakan dan cobalah,,,,,,,,,,,,,,,,
upss,, blum kerasa perubahannya ya, ok pasti tarikan mesin hanya terasa beda dikit y, kalo gitu coba anda lakukan ini,, coba anda periksa busi, apakah busi yang anda pakai sudah sesuai dengan wilayah anda,, begini busi sangat perpengaruh juga lho sama cuaca panas dan dingin, untuk itu sesuaikan lah,, bila anda berada diwilayah panas coba anda gunakan jenis busi dingin, begitu sebalikny,,, jangan lupa seting karburator yang benar, jangan hanya anda menyetingnya boros2 saja (boros bukan berati kencang coy) teoriny sama kalo anda ada pada wilayah dingin anda dapat mengaturnya dengan penyuplaian bensin yg irit ,, bila anda di daerah panas anda dapat mengaturnya dengan sedikit boros bensin,,, kenapa demikian pada daerah dingin bila penyuplaian bensin terlalu banyak maka bensin tidak akan terbakar secara maksimal dikarenakan mesin tidak terlalu panas karena suhu disekitarnya, sehingga bensin akan sia2 di buang,, begitu juga pada daerah bersuhu panas bila anda menyetel penyuplaian bensinny terlalu irit maka pembakaran tidak akan maksimal dikarenakan pemuaian bahan bakar yang tinggi yg dikarenakan suhu disekitarnya ,,, seting setelan angin jangan lupa ya…. sekarang anda dapat mencobanya gimana ada perubahan?,,,,
waow ,,, blum puas juga, ok ni masih ada trik lagi setelah anda geber lo punya motor apakah terasa masih belum maksimal/ masih terdengar tersendat-sendat suara ny,,,, heheheee , coba deh anda ganti tu CDI standart SuZuki Shogunnew dengan SuZuki Shogun Th lawas, ada lo perbedaannya pada kedua CDI itu, pada suzuki shogunnew terdapat sistem limiter, yaitu sistem kerja CDI yang berfungsi untuk meng cut aliran listrik yang mengalir pada busi,, sehingga bila mesin di GEBER!!!! nanti pada RPM tertentu sistem ini berjalan sehingga mengakibatkan mesin seperti tersendat-sendat dikarenakan aliran listrik terputus2,.,, untuk itu anda dapat mengantinya dengan CDI Shogun th 99-00 an (shogun lama)/ atau anda dapat menganti CDI racing yang banyak dijual ditoko2 variasi motor, untuk harga mungkin sekrang sekitar 400-500 ribuan,, kalo sudah anda ganti sekarang anda dapat mencobanya kembali motor anda,,,, Gimana coy, sudah terasa blom bedanya,, Kalo masih blum puas ni ada lagi,,,, sedikit extrim ya ga pa2 asal anda rajin merawatnya pasti tu mesin awet kok,, coba deh anda lepas tu yang namanya noken as, anda dapat melakukan pembubutan pada bagian sampingny , jangan pada ujungny, untuk ini sedikit rumit sih gini aja lah, lebih gampanny anda beli saja yang sudah jadi di toko2 variasi juga ada kok,… tapi jangan lupa seting dengan benar soalnya ditakutkan nanti kepala klep dapat berbenturan dengan piston tar brabe jadinya,, bila terjadi demikian anda dapat melakukan pengikisan pada bagian kepala piston,, sudah ada bentuknya kok tinggal anda dalamkan saja tu kubahny,,, disamping itu anda dapat juga menaikkan cc motor anda dengan menganti piston standart dengan piston standart oversise,,, kalo masih blum puas setelah anda menaikan cc motor anda,, anda dapat menganti payung klep anda dengan yang lebih besar diameterny, tapi tunggu dulu anda tetap harus melakukan pembubutan agar dapat dipasang pada mesin anda,,, anda dapat membawanya pada tukang bubut biasanya mereka sudah tau apa yang harus dilakukan , pokoknya anda bilang aja pada tukang bubutny , pak tolong pasangin ini ke sini ya,,,, heheeeee ,,,, santai coy tukangnya sudah tau kok,,
kalo anda sudah melakukan perubahan ini anda saya anjurkan untuk menganti tu yang namanya karburator, anda dapat mengganti dengan karburator milik RX king atau Karburatoe mikuni kotak 24mm, jangan lupa disetting juga lho penyupelaian bensinnya,,.,
gimana sudah yoi blum motor km,, masih kurang bringas ya,,,,,coba anda bongkar pada bagian kampas kopling, gantilah kampas kopling yg baru mungkin kampas kopling yg lama sudah aus,,,, anda juga dapat menambag kan Ring pada bagian per matahariny (sebutan para bengkel jogja),,,atau kalau tidak ditambahkan ring anda dapat menambagkan per matahari menjadi dua lapis, sedikit berat sih nanti untuk memasuk kan gigi 1 ke gigi berikutnya ,, tapi tidak apa2 jangan kawatir,, kalo anda sudah memasang kopling tangan pada motor susuki shogunnew lo, lo dapat beli tu peringan kopling yang ada di toko2 variasi ,,, setelah itu anda dapat mencoba motor lo,, gmn ??????????????????????????
dah ini dulu ya kalo ad pertanyaan coment aja ke sini ,,,,
kalo ada bahasa2 yang kurang dimengerti tanyakan di sini ok coy…,,,
sukses bro otak-atik mesinny,,,,,,
Yamaha Jupiter Z - Upgrade performa yamaha jupiter z biar makin ngacir pastinya...
PERANTI STANDAR
Seperti pada tunggangan milik Utomo yang dikorek oleh Kaper, dari bengkel umum di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten. Pemiliknya memang senang sama besutan yang lari kencang, tetapi tak ingin motornya hanya bisa dipakai balap.
Yang penting masih bisa dipakai sehari-hari untuk mengantarnya ke tempat kerja maupun menjadi andalan berboncengan dengan sang pacar.
Nah, memangnya mau ngebut bawa pacar? Enggak asyik, bukan? Makanya, Jupiter Z milik desainer grafis di perusahaan swasta ini mesti tetap nyaman digunakan.
Korekan yang dilakukan Kaper sebenarnya cukup banyak, meski ubahan yang paling utama pada kepala silinder dan jeroan-jeroan cylinder head itu.
Seperti ubahan pada klep standar yang dibikin lebih besar. Menurutnya, klep pakai diameter 26 dan 23 mm untuk katup masuk dan buang itu.
Karbu PE 24, masih tidak meminum bensin terlalu banyak
Knalpot masih standar tetapi tarikan pun lebih gahar
Diuji menggunakan Race Logic, korekan harian lebih cepat
CDI barter dengan punya Vega
Lalu untuk menaikkan kompresi, kepala silinder dipapas 0,5 mm. Sementara noken as standar diubah jadi berdurasi 272, dengan lift 8,5 mm. Noken as tadi bekerja sama dengan per klep yang menahan klep masuk dan buang.
Per klep ini diambil dari Honda Sonic, hanya tingginya disesuaikan dengan noken asnya. Per klep ini memiliki kekerasan lebih baik ketimbang standarnya, sehingga mampu menjaga buka-tutup klep dengan baik di putaran tinggi.
Noken As, salah satu penentu tarikan lebih baik
Sementara piston, digantikan dengan Izumi dengan oversize 1.00 mm, dengan dome 3 mm. Dengan begitu kompresi yang dihasilkan pun lebih tinggi.
Walau pun begitu, Utomo masih bisa menggunakan bensin sekelas Pertamax yang beroktan 92. "Saat menggunakan Premium masih bisa, meski tarikannya terasa kendor, dan ada gejalan ngelitik," ujarnya.
Sementara pengapian boleh dibilang memiliki pilihan tepat, yaitu tetap pakai peranti standar yang dijual di pasaran. "Seluruh sistem pengapian, mulai koil, CDI menggunakan komponen milik Yamaha Vega," kata Utomo.
Karburator PE 24 dipercaya sebagai pengabut bahan bakar yang mengalir ke dalam ruang bakar Yamaha Jupiter Z itu. Main jet 112 serta pilot jet 40 diandalkan dalam karburator itu.
Sementara final gear, menggunakan sproket 13 di depan dan 33 untuk gir belakang. "Memang tarikannya terasa berat di awal, tetapi top speednya jadi lebih baik," kata Utomo.
Data Spesifikasi
Klep in / Out
26/26 mm
Head papas
0.5 mm
Per klep
Sonic
noken as
Standar Durasi 272 lift 8,5 mm
Piston
Izumi 1.00 mm dome 3 mm
Kaburator
PE 24 main-jet 112 pilot-jet 40
koil/cdi
Standar Yamaha Vega
Final gear (depan/belakang)
13/33
Total biaya
Rp 1,5-2 Juta
Jupiter Z
Standar
Modifikasi
0-60 km
8,6
5,9
0-80 km
14,2
9,7
0-100 meter
9,0
6,8
0-201 meter
14,2
12,7
Seperti pada tunggangan milik Utomo yang dikorek oleh Kaper, dari bengkel umum di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten. Pemiliknya memang senang sama besutan yang lari kencang, tetapi tak ingin motornya hanya bisa dipakai balap.
Yang penting masih bisa dipakai sehari-hari untuk mengantarnya ke tempat kerja maupun menjadi andalan berboncengan dengan sang pacar.
Nah, memangnya mau ngebut bawa pacar? Enggak asyik, bukan? Makanya, Jupiter Z milik desainer grafis di perusahaan swasta ini mesti tetap nyaman digunakan.
Korekan yang dilakukan Kaper sebenarnya cukup banyak, meski ubahan yang paling utama pada kepala silinder dan jeroan-jeroan cylinder head itu.
Seperti ubahan pada klep standar yang dibikin lebih besar. Menurutnya, klep pakai diameter 26 dan 23 mm untuk katup masuk dan buang itu.
Karbu PE 24, masih tidak meminum bensin terlalu banyak
Knalpot masih standar tetapi tarikan pun lebih gahar
Diuji menggunakan Race Logic, korekan harian lebih cepat
CDI barter dengan punya Vega
Lalu untuk menaikkan kompresi, kepala silinder dipapas 0,5 mm. Sementara noken as standar diubah jadi berdurasi 272, dengan lift 8,5 mm. Noken as tadi bekerja sama dengan per klep yang menahan klep masuk dan buang.
Per klep ini diambil dari Honda Sonic, hanya tingginya disesuaikan dengan noken asnya. Per klep ini memiliki kekerasan lebih baik ketimbang standarnya, sehingga mampu menjaga buka-tutup klep dengan baik di putaran tinggi.
Noken As, salah satu penentu tarikan lebih baik
Sementara piston, digantikan dengan Izumi dengan oversize 1.00 mm, dengan dome 3 mm. Dengan begitu kompresi yang dihasilkan pun lebih tinggi.
Walau pun begitu, Utomo masih bisa menggunakan bensin sekelas Pertamax yang beroktan 92. "Saat menggunakan Premium masih bisa, meski tarikannya terasa kendor, dan ada gejalan ngelitik," ujarnya.
Sementara pengapian boleh dibilang memiliki pilihan tepat, yaitu tetap pakai peranti standar yang dijual di pasaran. "Seluruh sistem pengapian, mulai koil, CDI menggunakan komponen milik Yamaha Vega," kata Utomo.
Karburator PE 24 dipercaya sebagai pengabut bahan bakar yang mengalir ke dalam ruang bakar Yamaha Jupiter Z itu. Main jet 112 serta pilot jet 40 diandalkan dalam karburator itu.
Sementara final gear, menggunakan sproket 13 di depan dan 33 untuk gir belakang. "Memang tarikannya terasa berat di awal, tetapi top speednya jadi lebih baik," kata Utomo.
Data Spesifikasi
Klep in / Out
26/26 mm
Head papas
0.5 mm
Per klep
Sonic
noken as
Standar Durasi 272 lift 8,5 mm
Piston
Izumi 1.00 mm dome 3 mm
Kaburator
PE 24 main-jet 112 pilot-jet 40
koil/cdi
Standar Yamaha Vega
Final gear (depan/belakang)
13/33
Total biaya
Rp 1,5-2 Juta
Jupiter Z
Standar
Modifikasi
0-60 km
8,6
5,9
0-80 km
14,2
9,7
0-100 meter
9,0
6,8
0-201 meter
14,2
12,7
Langganan:
Postingan (Atom)